TUGAS FISIKA
KAMERA
A.
PENGERTIAN KAMERA
Kamera
adalah alat optik yang digunakan untuk menangkap bayangan sebuah objek pada
film. Kemudian bayangan pada fim tersebut dapat dicetak dalam bentuk foto.
Pada kamera terdapat lensa cembung
berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang datang dari benda yang akan difoto.
Kemudian cahaya tersebut diatur intensitasnya oleh celah diafragma.
Benda yang akan difoto diletakkan di
ruang III sehingga dihasilkan bayangan pada ruang 2 yang sifatnya :
1. Nyata
2. Terbalik
3. Diperkecil
4. Diruang
II
Perhatikan
bahwa dalam hal ini kamera berbeda dengan mata. Pada kamera, jarak focus f tetap. Akibatnya untuk mendapatkan
sebuah foto yang jelas, lensa kamera harus dapat digerakkan sehingga dihasilkan
jarak lensa yang tepat dari film, yaitu s’. jarak s’ bergantung pada letak
benda dari lensa kamera. Hal ini disebut dengan memfokuskan kamera. Pada mata,
jarak bayangan s’ tetap dan jarak focus (f)
disesuaikan dengan mengubah kecembungan lensa kristalin.
Pada
kamera berlaku rumus :



Perbesarannya
:
B.
BAGIAN-BAGIAN KAMERA
Diafragma atau
“stop” adalah celah yang dapat diatur berbentuk lingkaran dengan
diameter D yang berubah-ubah. Diafragma berfungsi mengendalikan jumlah cahaya
yang mengenai film. Ukuran diameter bukaan bergantung pada ukuran lensa dan
dinyatakan oleh bilangan-f atau f-stop. f-stop didefinisikan sebagai
perbandingan panjang fokus lensa (f) terhadap diameter bukaan (D) : f-stop = f / D. Bila
lensa mempunyai panjang fokus 100 mm dan diameter bukaan adalah 20 mm maka
lensa tersebut mempunyai f-stop sebesar 100 mm / 20 mm = 5. Dalam hal ini,
lensa diatur pada f/5. Jika lensa mempunyai panjang fokus 100 mm dan diameter
bukaan adalah 25 mm maka lensa mempunyai f-stop sebesar 100 mm / 25 mm = 4.
Dalam hal ini, lensa diatur pada f/4. Berdasarkan perhitungan ini disimpulkan
semakin besar diameter bukaan, semakin kecil angka f-stop dan semakin banyak
cahaya yang mengenai film. Angka f-stop terkecil (diameter bukaan terbesar)
merupakan kelajuan lensa tersebut.
Shutter atau
penutup juga berfungsi
mengendalikan jumlah cahaya yang mengenai film. Lamanya selang waktu shutter
terbuka mempengaruhi jumlah cahaya yang mengenai film karena ketika shutter
terbuka, film juga terbuka dan dikenai cahaya. Kelajuan shutter disebut juga
sebagai “waktu pencahayaan”. Kelajuan shutter berkaitan dengan selang waktu
shutter terbuka karenanya kelajuan shutter dinyatakan dalam sekon. Kelajuan
shutter bernilai antara beberapa sekon hingga sepersekian sekon. Semakin kecil
selang waktu shutter terbuka, semakin cepat kelajuan shutter, semakin sedikit
cahaya yang mengenai film. Kelajuan shutter yang cepat diperlukan ketika jumlah
cahaya sedikit. Kelajuan shutter yang cepat juga diperlukan untuk menghilangkan
kekaburan bayangan akibat gerakan kamera.
Film berfungsi merekam bayangan nyata yang dibentuk lensa kamera.
Beberapa tahun lalu film masih digunakan pada kamera tetapi saat ini film sudah
tidak digunakan lagi pada kamera. Saat ini bayangan yang dibentuk oleh lensa
kamera direkam secara elektronik. Kamera yang merekam bayangan secara
elektronik dinamakan kamera digital. Kamera yang merekam bayangan menggunakan
film dinamakan kamera analog.
Lensa cembung berfungsi membentuk bayangan nyata dan terbalik pada film.
Berbeda dengan lensa mata yang mempunyai panjang fokus yang dapat berubah-ubah,
lensa kamera mempunyai panjang fokus yang tidak dapat berubah. Lensa kamera
merupakan lensa cembung, bukan lensa cekung, karena bayangan yang dihasilkan
lensa cekung selalu bersifat maya. Sebaliknya bayangan yang dihasilkan lensa
cembung bersifat nyata ketika jarak benda lebih besar dari panjang fokus.
Bayangan nyata adalah bayangan yang benar-benar ada karenanya bayangan ini
dapat terekam pada film. Sebaliknya bayangan maya adalah bayangan palsu
sehingga bayangan tersebut tidak dapat terekam pada film. Posisi bayangan nyata
dan terbalik yang dihasilkan oleh lensa cembung berhimpit dengan posisi film.

C.
PRINSIP KERJA KAMERA
Prinsip Kerja Kamera Untuk membentuk bayangan yang
jelas, jarak bayangan harus diatur besar kecilnya, yaitu dengan cara
menggeserkan lensa objektif ke dalam atau ke luar. Untuk mengatur kekuatan
cahaya dipergunakan sebuah diafragma yang dapat diatur besar kecilnya. Sebagai
pelat film dipakai pelat celluloid yang dilapis dengan lapisan gelatin dengan
perak-bromida yang menghasilkan negatifnya. Setelah dicuci, negatif tersebut
dipakai untuk mendapatkan gambar positif pada kertas potret, yaitu kertas yang
ditutup dengan lapisan tipis kolodium yang dicampuri perak-klorida. Kalau
gambar yang ditimbulkan itu pada sebidang kaca atau film dinamakan diapositif.
D. JENIS
– JENIS KAMERA
1.
Kamera Analog ( Kamera Film )
Jenis
kamera ini bisa dibilang kamera jadul, karena memang seiring dengan
perkembangan teknologi yang ada di dunia menjadikan kamera ini tertinggal jauh
dan mengalami evolusi, kamera yang pada prinsip kerjanya masih menggunakan roll
film (pita seluloid) dimana pita tersebut mengandung senyawa silver halida, zat
tersebut akan menempel di roll film apabila terkena cahaya dan dengan proses
pencucian, silver halida akan berubah menjadi black halida, dan biasa hasil
dari master foto ini kita sebut klise, kamera analog mempunyai size sebesar
35mm ( ukuran inilah yang menjadi patokan frame pada kamera )
Sewaktu
tombol ditekan maka diafragmaakan terbuka seketika. Pantulan cahaya dari benda
yang ada di depan kamera masuk lewat celah diafragma itu menembus hingga
lempengan film yang sangat peka cahaya. Diafragma menutup secara otomatis dan
tiba-tiba. Cahaya yang masuk membakar lempengan film. Cahaya terang akan
membuat lapisan film terbakar sedang cahaya gelap pada dasarnya tidak membakar
lapisan. Proses selanjutnya cuci lembaran film terhadap sisa pembakaran. Hasil
dari proses ini adaah klise/negative. Pada proses ini arang sisa pembakaran
terbuang sehingga lapisan film menjadi putih/transparan. Sedang yang tidak
terbakar tetap hitam. Selanjutya adalah mentransfer film (negative) ke atas
kertas foto (positif) atau cetak. Proses ini harus dilakukan diruang gelap,
karena adanya cahaya akan mempengaruhi proses transfer tersebut. Kertas yang
digunakan adalah kertas foto khusus yang dilapisi senyawa ferro. Beda foto
hitam putih dan foto berwarna terletak pada filmnya. Film untuk foto hitam
putih hanya terdiri satu lapis senyawa garam perak halide. Sedang film berwarna
terdiri minimal 3 lapis. Dan masing-masing lapis terdiri dari campuran
(komposisi kimia) yang berbeda..

2.
Kamera Polaroid
Jenis kamera yang sudah lama
beredar dan jenis kamera ini tergolong tak lekang oleh waktu, hanya berubah
dari segi desain model saja, kamera yang menggunakan paper yang di tanamkan di
dalam kamera ini langsung menangkap hasil foto ke paper sehingga tidak
diperlukan proses cuci film. Kamera Polaroid atau lebih dikenal dengan kamera langsung jadi adalah
model kamera yang dapat memproses foto sendiri di dalam badan kamera setelah
dilakukan pemotretan. Kamera polaroid ini menggunakan film khusus yang
dinamakan film polaroid. Film
polaroid yang dapat menghasilkan gambar berwarna dinamakan film polacolor.
Menurut sejarahnya, kamera polaroid atau kamera gambar seketika jadi ini
dirancang untuk pertama kalinya oleh Edwin Land, dari perusahaan Polaroid dan
dipasarkan sejak tahun 1947. Nama Polaroid itu sebetulnya adalah merek dagang,
seperti orang menyebut semua pasta gigi dengan nama Pepsodent, atau orang
menyebut sepeda motor dengan nama Honda

3.
Kamera Digital
Kamera digital adalah jenis
kamera yang paling muthakir, karena hasil foto ini bisa di kemas dalam bentuk
file mentah yang di simpan dalam sebuah memory card, kamera digital terbagi
beberapa jenis menurut fungsi dan kegunaannya
a.
Kita
mengarahkan kamera pada subjek yang akan dipotret kemudian mengatur zoom
optikal agar subjek kelihatan menjauh atau mendekat sesuai keinginan.
a.
Menekan tombol untuk membuka shutter (rana).
b.
Kamera secara otomatis akan melakukan
pemfokusan sendiri terhadap subjek dan melakukan pembacaan informasi cahaya
yang tersedia.
c.
Kamera mengatur bukaan (aperture) dan kecepatan
rana agar diperoleh pemaparan yang optimal
d.
Tombol shutter dilepas
e.
Kamera akan mengatur ulang CCD dan memaparnya
pada cahaya, menghasilkan muatan-muatan listrik, hingga akhirnya rana tertutup.
f.
ADC mengukur muatan dan membuat sebuah sinyal
digital yang menyatakan nilai dari muatan pada tiap pixel.
g.
Sebuah prosesor menginterpolasi data dari pixel
yang berbeda-beda untuk menghasilkan warna yang alami. Pada kebanyakan kamera
digital kita dapat melihat secara langsung hasil pemotretan melalui layar LCD
kamera.
h.
Sebuah prosesor dalam kamera melalukan
pengaturan tingkat kompresi pada data.
i.
Informasi ini kemudian disimpan pada alat
penyimpanan data, misalnya pada flash disk.
j.
Contoh-contohnya : Kamera Saku Digital, Kamera
Prosumer, Kamera SLR.

4.
Kamera Obscura
Kamera Obscura atau dikenal juga
sebagai prinsip kamera pertama kali ditemukan oleh Ibn al-Haytham. Ilmuwan
kelahiran Basra, Irak dalam bukunya menyebut, Book of Optics, pemakaian lubang
jarum dan lensa dalam di dinding ruangan gelap untuk memproyeksikan apa yang
ada di luar ke dalam ruangan dengan gambar terbalik.Obscura sendiri dalam
bahasa latin berarti ruangan gelap. Meski prinsip kamera sudah ditemukan pada
waktu itu tetapi hasilnya belum bisa dicetak seperti pada saat ini. Pada tahun
1660, seorang ilmuwan Inggris, Robert Boyle dibantu oleh Robert Hooke berhasil
menciptakan kamera obscura jinjing lebih kecil dari kamera Obscura ciptaan
Al-Haytham yang berukuran besar. Pada tahun 1685, Johann Zahn menyempurnakan
kamera obscura menjadi lebih kecil dan mudah dibawa. Selain itu juga
memanfaatkan cermin dan lensa untuk menfokuskan gambar.
E. Contoh
Soal
1) Dua lensa cembung, masing-masing mempunyai panjang fokus 40
mm dan 20 mm. Kedua lensa digunakan pada kamera analog untuk memotret suatu
obyek berjarak 10 meter. Tentukan :
(a) Jarak antara film dan lensa berpanjang fokus 40 mm ketika kamera disetel untuk memotret obyek. Hitung juga perbesaran linear.
(a) Jarak antara film dan lensa berpanjang fokus 40 mm ketika kamera disetel untuk memotret obyek. Hitung juga perbesaran linear.
Diketahui :
Panjang fokus lensa cembung 1 (f1) = 40 mm
Panjang fokus lensa cembung 2 (f2) = 20 mm
Jarak obyek (s) = 10 m = 10.000 mm
Panjang fokus lensa cembung 1 (f1) = 40 mm
Panjang fokus lensa cembung 2 (f2) = 20 mm
Jarak obyek (s) = 10 m = 10.000 mm
Jawab :
(a) Jarak
antara film dan lensa berpanjang fokus 40 mm ketika kamera disetel untuk
memotret obyek
Jarak antara film dan lensa = jarak bayangan (s’), dihitung menggunakan rumus lensa cembung karena lensa kamera merupakan lensa cembung :
1/s’ = 1/f – 1/s = 1/40 – 1/10.000 = 250/10.000 – 1/10.000 = 249/10.000
s’ = 10.000/249 = 40,2 mm
Jarak antara film dan lensa = jarak bayangan (s’), dihitung menggunakan rumus lensa cembung karena lensa kamera merupakan lensa cembung :
1/s’ = 1/f – 1/s = 1/40 – 1/10.000 = 250/10.000 – 1/10.000 = 249/10.000
s’ = 10.000/249 = 40,2 mm
Perbesaran
linear (m) :
m = s’/s = 40,2/10.000 = 0,004 kali
m = s’/s = 40,2/10.000 = 0,004 kali
No comments:
Post a Comment